Kisah Didier Drogba Legenda Chelsea yang Hentikan Perang Saudara Lewat Sepakbola

By | October 15, 2023

Es2alni – KISAH Didier Drogba, legenda Chelsea yang hentikan perang saudara lewat sepakbola akan di ulas oleh Es2ani pada artikel ini.

Didier Drogba sendiri di ketahui merupakan salah satu pemain asal Afrika yang tersukses sepanjang masa.

Didier Drogba yang berasal dari Pantai Gading menjadi pemain pertama asal Afrika yang berhasil mencetak 100 gol di Premier League.

Bahkan, pemain yang namanya besar di Chelsea ini telah memenangkan empat gelar Premier League, empat gelar FA Cup, dan satu gelar Liga Champions.

Namun, seluruh pencapaian Drogba di Premier League bersama Chelsea, tidak ada apa-apanya dibanding dengan apa yang telah ia lakukan untuk negaranya.

Akibat krisis ekonomi, kecil harus pindah dari negaranya ke Prancis untuk tinggal bersama pamannya, Michel Goba, yang merupakan seorang pemain sepakbola.

Dari situlah, Drogba mulai menggeluti dunia si kulit bundar.

DROGBA

Dia sembari mengenyam pendidikannya hingga bangku universitas.

Setelah itu, Drogba mulai menyusuri jalan terjal untuk menjadi pesepakbola.

Beruntung, bakatnya tercium oleh Marseille yang langsung merekrutnya.

Tampil apik bersama Marseille, kemudian di boyong Chelesea ke Liga Inggris.

Tidak butuh waktu lama, Drogba menjadi monster yang berbahaya untuk lawan-lawannya.

Tampil gemilang bersama klub yang di belanya, membuat di panggil menjadi ujung tombak Timnas Pantai Gading.

Dia pun berhasil membawa negaranya melaju ke putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman.

Namun, kegembiraan itu harus di barengi dengan sebuah kekhawatiran.

Pasalnya, Timnas Pantai Gading kala itu tengah berada dalam perang saudara yang di mulai sejak 2002.

Namun, hebatnya sosok Didier Drogba, dia mampu menghentikan perang saudara tersebut melalui sepakbola.

Setelah pertandingan menghadapi Sudan yang menentukan kelolosan mereka menuju Piala Dunia, menyampaikan sebuah pidato yang mendamaikan perang di negaranya.

“Masyarakat Pantai Gading dari utara, selatan, tengah, dan barat, kami membuktikan hari ini jika warga Pantai Gading dapat hidup berdampingan dan bermain bersama dengan tujuan yang sama, untuk lolos Piala Dunia!” ujar Drogba.

Lanjut Kehebatan Didier Drogba Di Chelsea

“Kami berjanji kepada kalian bahwa selebrasi akan menyatukan semua orang. Hari ini kami memohon kepada kalian.

Satu negara di Afrika dengan begitu banyak kekayaan tidak boleh jatuh dalam perang.

Tolong letakan senjata kalian dan adakan pemilihan,” lanjutnya di ikuti para pemain yang berlutut.

Pidato Drogba ini kemudian meluluhkan hati setiap kubu yang berperang untuk dapat menuju meja perundingan.

Pada 2007, kedua kubu pun sepakat untuk menandatangani perjanjian damai dan menghentikan perang saudara yang telah mereka lakukan bertahun-tahun lamanya.

Demikianlah kisah Didier Drogba, legenda Chelsea yang hentikan perang saudara lewat sepakbola.

Drogba: Saya Tidak Lagi Mengenali Chelsea Sekarang

Legenda Chelsea, Didier Drogba melontarkan serangan pedas terhadap salah satu pemilik klub, Todd Boehly.

Pemilik klub asal Amerika Serikat tersebut telah mendapat banyak kritikan dari banyak pihak pada pekan ini.

Drogba, yang telah memenangkan Premier League, Liga Champions, dan berbagai penghargaan lainnya bersama Chelsea, percaya bahwa the Blues sekarang tidak dapat di kenali lagi.

“Saya tidak mengenali klub saya. Ini bukan lagi klub yang sama.

Ada pemilik baru dan visi baru. Tentu saja, kami mencoba membandingkannya dengan apa yang terjadi pada era (Roman) Abramovich di mana banyak pemain yang di datangkan, tetapi keputusannya sangat cerdas,” ujar Drogba dikutip Tribal Football.

Pemain asal Pantai Gading itu menyebut selama era kepemimpinan Roman Abramovich, Chelsea berhasil mendatangkan sejumlah pemain berkualitas dan berpengelaman.

“Chelsea di era Abramovich berhasil mendatangkan pemain seperti Petr Cech, Andriy Shevchenko, Herman Crespo, Micheal Essien, Didier Drogba, dan Florent Malouda.

Itu di lakukan untuk memenangkan gelar. Mereka adalah pemain-pemain dengan pengalaman tertentu,” sebutnya.

“Strateginya sekarang berbeda. Kami bertaruh pada para pemain muda, tetapi ruang ganti yang berisi lebih dari 30 pemain sulit (untuk di kelola) oleh seorang pelatih.”

Chelsea musim ini memang sedang hancur lebur. Di Premier League, Chelsea berada di peringkat 11 klasemen saat ini.

Terakhir, Chelsea harus kandas di pentas Liga Champions setelah di singkirkan Real Madrid di babak perempat final.

BACA JUGA

ARTIKEL MEMBAHAS TENTANG MANCHESTER UNITED